Kamis, 27 Agustus 2015

ADA GEMBOK CINTA DI FRANKFURT


          Frankfurt merupakan salah satu kota terbesar di Jerman. Bandara frankfurt menjadi markas maskapai penerbangan jerman, yaitu Lufthansa. Karena bandara Frankfurt berada di luar kota, diperlukan 30 menit untuk sampai ke pusat kota dengan menggunakan kereta api. Di areal bandara Frankfurt terdapat stasiun kereta api yang menghubungkan kota-kota di eropa seperti amsterdam (Belanda) dan paris (Perancis), sedangkan stasiun kereta lokal Jerman ada di underground. Bisa dikatakan sistem transportasi di frankfurt terintegrasi antara pesawat terbang dan kereta api.

          Sebelum memulai perjalanan di Frankfurt jangan lupa menukar rupiah dengan mata uang Euro () sebagai alat pembayaran. Dahulu kala mata uang Jerman adalah Mark, Tapi setelah bergabung dengan uni eropa mereka menggunakan mata uang Euro. Sesampainya di Stasiun kereta lokal yang berada di underground Bandara Frankfurt, Belilah tiket kereta harian yang harganya 8,5 . Selain tiket harian kita juga bisa memilih tiket sekali jalan.

Tiket kereta api harian Frankfurt (Frankfurt's daily train ticket)
                                
             Pada awalnya penulis heran untuk apa beli tiket toh tidak ada pemeriksaan di pintu stasiun kereta atau menempelkan kartu di pintu masuk seperti di Indonesia. Maklumlah, penulis suka menggunakan KRL karena disamping harganya murah juga bisa menghindari kemacetan di jalanan ibu kota. Setelah beberapa kali keluar masuk stasiun dengan santainya tiba-tiba saat kereta mulai jalan masuklah 3 orang berseragam biru salah satunya wanita membawa mesin gesek kartu kredit. Satu persatu penumpang disuruh menunjukkan tiket kereta. Untunglah tiket kereta masih ada di dalam passport sehingga aman dari pemeriksaan. Ternyata pemeriksaan tiket kereta dilakukan secara random dan apabila tidak bisa menunjukkan tiket bakal kena denda 40 . Pembayarannyapun langsung di tempat dengan menggesek kartu kredit. Penulis masih ingat dulu sebelum eranya pak Ignasius Jonan, penumpang yang tidak membeli tiket kereta api diturunkan di tengah jalan.            
                       
Ternyata beda negara beda pula peraturan per kereta apiannya. Di Frankfurt relatif lebih lunak peraturan barang yang boleh dibawa di kereta. Beberapa penumpang naik kereta sambil menenteng sepeda. Kebanyakan mereka adalah anak-anak ABG. Bahkan ada yang membawa anjing ke dalam kereta. Kalau di singapura jangankan anjing, makan di kereta pun kita tidak boleh. Mirip dengan pengamen di Metromini Jakarta yang mengaku baru keluar dari penjara, ternyata ada juga pengamen di kereta Frankfurt yang mengaku baru keluar dari penjara juga. Oh My God !, untungnya dia tidak memaksa meminta uang dari penumpang kereta.

Berada di kereta yang sangat nyaman kita bisa menikmati suasana pedesaan di pinggiran kota Frankfurt dengan lahan pertanian yang luas dan diselingi apartemen sebagai tempat tinggal. Terdapat beberapa peternakan kuda dalam skala kecil di pinggiran jalur rel kereta api. Anak-anak muda bermain sepeda dan anak-anak kecil bermain sepatu roda di areal pertanian. Mungkin dengan beraktivitas mereka tidak merasakan dinginnya suhu udara 4oC. Penulis yang terbiasa dengan suhu tropis 30oC hanya mampu bertahan 15 menit saja di luaran.

Nyamannya kereta api di Frankfurt (Comfortable train in Frankfurt)

                      
Saat itu hari minggu pagi, terdengar bunyi lonceng dari Katedral Frankfurt di jalan Domplatz yang berada dekat dengan sungai Main. Sungai Main yang memiliki panjang 527 Km tersebut merupakan anak sungai terpanjang sungai Rhine. Terlihat warga kota Frankfurt baik tua maupun muda melakukan joging atau bersepeda di lintasan (track) yang dibangun di pinggir sungai. Hal ini mengingatkan penulis suasana di Banjir Kanal Timur (BKT) di hari Sabtu dan minggu yang dipenuhi warga untuk jogging atau sekedar cuci mata. Di pinggir BKT Pedagang kaki lima tidak ketinggalan menjajakan dagangannya mulai dari minuman, makanan, pakaian sampai minyak wangi.

Bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan kota Frankfurt dengan menyusuri sungai Main tersedia kapal Primus Linie dengan tarif 6 untuk menyusuri sungai selama setengah jam dan 11 untuk menyusuri sungai selama satu jam. Yang menarik di sebelah dermaga kapal Primus Linie tersebut terdapat jembatan Eiserner Steg yang dipenuhi dengan gembok. Istilah kerennya adalah jembatan gembok cinta (Love Lock Bridge). Berarti bukan hanya di Paris saja terdapat Jembatan gembok cinta. Boleh percaya atau tidak setelah kita menyusuri sungai Main ternyata hanya di sekitar jembatan tersebut banyak burung putih bermain-main seperti terlihat di gambar.

Terlihat jembatan gembok cinta di atas kapal Primus Linie (Love lock bridge visible from Primus Linie ship)


Jembatan Eiserner Steg sebagai Landmark kota Frankfurt dibangun pada tahun 1868 dan memiliki panjang 170 m. Rangka jembatan terbuat dari baja seberat 500 ton yang disambung dengan paku keling (rivet) dan ditumpu dengan dua bantalan yang ditanam di sungai. Terdapat elevator dengan anak tangga di sekelilingnya untuk memudahkan orang naik ke atas jembatan dari pinggiran sungai. Jembatan Eiserner Steg merupakan jembatan yang diperuntukkan hanya untuk pejalan kaki. Tiap harinya tak kurang dari 10.000 orang melewati jembatan tersebut. Pasangan yang sedang dimabuk cinta tidak lengkap rasanya bila ke Frankfurt tapi belum mengunjungi jembatan tersebut. Dengan mengunci gembok di jembatan tersebut dan membuang kuncinya ke sungai mereka berharap cintanya akan kekal dan abadi.

Di kapal Primus Linie tersebut terdapat restoran, sehingga wisatawan sambil makan bisa menikmati pemandangan kota Frankfurt. Karena Jerman merupakan negara manufaktur terbesar di eropa, maka tidak mengherankan jika banyak pabrik berdiri di sepanjang pinggir sungai Main. Mereka sudah sadar untuk menjaga kelestarian sungai sehingga tidak langsung membuang limbah pabrik ke sungai. Kalau semua pabrik membuang limbah ke sungai, bisa-bisa sungainya menghitam dan berbau mirip dengan sungai di Daan Mogot Jakarta barat. Kebanyakan bangunan di pinggir sungai Main merupakan bangunan tua, hanya beberapa bangunan baru seperti apartemen dan sekolah. Selama menyusuri sungai Main akan kita temui  beberapa kapal kargo dan kapal cruise berlalu lalang. 



Berpose di depan kapal wisata Primus Linie (Posing in front of Primus Linie ship)

  
Ternyata sungai Main merupakan jalur pelayaran sungai terpanjang di eropa yang menghubungkan North Sea (Laut utara) dengan Black Sea (laut Hitam) sepanjang 3,500 Km. Jalur pelayaran tersebut dimulai dari muara sungai Rhine di Rotterdam belanda kemudian melewati sungai main di Jerman sampai kota Bamberg. Dari Kota Bamberg ke sungai Danube dihubungkan dengan sebuah terusan, yaitu europa canal sepanjang 171 Km. Sungai Danube melewati negara Austria, Slowakia, Hungaria, Serbia dan berakhir di Laut hitam yang terletak di perbatasan Rumania dan Ukrania.
Pemandangan jembatan Eiserner Steg dengan latar belakang katedral dan rumah klasik (Eiserner Steg bridge scenery with background cathedral and classic house)